Sabtu, 12 September 2009

KODIM BIREUEN DAN KODIM ACEH TIMUR JUGA UJI COBA BIOGAS

11 Sep 2009
KODAM IM (11/9),- Setelah pada akhir Agustus lalu Kodim 0102/Pidie melakukan uji coba penggunaan biogas, Selasa (8/9) lalu Kodim 0111/Bireuen juga melakukan hal yang sama. Kali ini uji coba dilaksanakan di Desa Cot Trieng, Kecamatan Kuala, Bireuen.
Kegiatan itu dilakukan dalam rangka memanfaatkan kotoran sapi menjadi energi alternatif. Pasalnya, kebutuhan akan energi saat ini makin mahal, sehingga Kodim 0111/Bireuen berinisiatif untuk mengembangkan biogas tersebut.
Dandim 0111/Bireuen, Letkol Inf R. Suharto mengatakan, pihaknya tertarik melakukan uji coba pemanfaatan kotoran lembu menjadi biogas, karena saat ini kebutuhan akan energi makin mahal.
“Dengan adanya uji coba sepeti ini, kita harapkan ke depan masyarakat akan dapat memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan keluarga,” kata Dandim.
Keesokan harinya, Rabu (9/9) Kodim 0104/Aceh Timur juga melaksanakan uji coba biogas di Desa Lubuk Sidup, Kecamatan Sekrak, Aceh Tamiang.
Sama seperti rekannya Dandim 0102/Pidie dan Dandim 0111/Bireuen, Dandim Aceh Timur Letkol Kav Bambang Sugoharto juga mengatakan, pengaktifan biogas ini merupakan bagian dari upaya pengembangan energi alternatif skala rumah tangga.
Dikatakan, biogas ini merupakan pengembangan energi berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Sosialisasi penggunaan biogas Kodim Aceh Timur, pada tahap awal dipusatkan untuk Kelompok Ternak Jaya, Desa Lubuk Sidup. Kegiatan ini juga sekaligus perwujudan program pemberdayaan masyarakat pedesaan dan sentral usaha peternakan.
Program biogas atau biomassa adalah implementasi program pemerintah yang dicanangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional.
Sebagai wujud untuk menurunkan peranan minyak bumi menjadi 20% serta untuk meningkatkan peranan baru dan terbarukan, termasuk di dalamnya biomassa.
“Bahan baku yang sangat mudah diperoleh dari kotoran ternak sapi atau kerbau. Proses mendaurnya untuk bisa menjadi gas dalam kurun waktu empat hingga tujuh hari akan terjadi pembusukan bakteri hingga mengeluarkan gas methan yang ditampung dalam tabung,” ujarnya.
Ia menjelaskan, gas yang telah ditampung tersebut akan disalurkan melalui selang ke tungku dapur atau kompor yang siap untuk dinyalakan.
Dengan program ini, setidaknya, para pengguna telah mendukung kelestarian lingkungan, baik pencemaran udara, kelestarian lingkungan, serta mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sumber www.tni.mil.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar