Jumat, 18 September 2009

DARI ANGKASA MEMANTAU ARUS MUDIK



Pentak Lanud Hsn, 9/18/2009

Danlanud Kolonel Pnb Iman Sudrajat tengah memperhatikan Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan yang akan memasang earplug.

Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Penerbang Iman Sudrajat, menerima kedatangan Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Rahmat Budianto, Kadiv Humas Polda Jabar Kombes Dade Ahmad, Anggota DPRD Jabar H. Sugianto serta Ksdishub Jabar Dodi Cahyadi di Ruang VIP Wisma Sompil Lanud Husein Sastranegara, Jumat (18/9).

Kedatangan para Muspida Jabar tersebut diikuti oleh empat orang rekan dari media massa masing-masing dari media cetak adalah harian umum Pikiran Rakyat dan Republika, kemudian dari media elektronik yaitu TransTV dan ANTV. Kesemuanya bergerak dalam rangka memantau arus mudik melalui jalur lalu lintas darat di wilayah Jawa Barat.

Menggunakan pesawat Helikopter jenis Bell 412 dengan nomor registrasi PK-DAS, rombongan berangkat tepat pukul 09.00 WIB dari Lanud Husein Sastranegara. Titik pemantauan pertama di wilayah rawan kemacetan yaitu Nagrek, Sumedang. Rombongan akan menyempatkan juga melintas di daerah Tasikmalaya yang menjadi salah satu tempat yang terkena gempa beberapa waktu yang lalu. Pesawat akan transit sementara di Cirebon guna melaksakana sholat Jumat setelah memantau arus lalu lintas di daerah Palimanan. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke arah jalur pantura di Cikopo, Cikampek. Sumber www.tni-au.mil.id

PENGARAHAN GUBERNUR AKMIL SEBELUM CUTI LEBARAN



Oleh : Akmil 18-Sep-2009, 07:36:33WIB
Gubernur Akmil, Mayjen TNI Sabar Yudo Suroso memberikan Pengarahan kepada seluruh Staf dan Taruna Akmil. Kegiatan Pengarahan tersebut dilaksanakan setelah Pelaksanaan Apel Upacara 17an, di lapangan Pancasila, di mana Gubernur Akmil bertindak selaku Inspektur Upacara, pada event tersebut. Pengarahan yang memang sudah terjadwal itu diberikan kepada Staf dan Taruna Akmil di tempat yang berbeda. Pengarahan pertama diberikan Kepada Taruna Akmil di Mess Hall Husein, Akmil.
Gubernur Akmil Dalam Pengarahannya kepada para Taruna menyampaikan bahwa kegiatan cuti ini adalah kegiatan dinas, dimana para Taruna harus dapat menguji dan mengukur tingkat kedewasaan, kemampuan dalam mengendalikan diri untuk mematuhi semua norma dan aturan yang berlaku, baik di lingkungan Prajurit maupun masyarakat. Selama cuti lebaran ini sekitar 1 minggu (17/9 s.d 23/9) diharapkan agar para Taruna dapat menggunakan waktu tersebut untuk silahturahmi kepada orang tua dan sanak saudaranya, dengan tetap memperhatikan, menjaga dan mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan. Gubernur mengingatkan kepada para Taruna agar dapat memelihara kondisi mental, fisik dan kesehatan untuk menghadapi kegiatan setelah kembali cuti, terutama latihan Widya Yuda(25/9) dan Kegiatan 5 Oktober di Jakarta.
Setelah kepada taruna Akmil, selanjutnya Mayjen TNI Sabar Yudo Suroso juga memberikan pengarahannya kepada seluruh Stafnya di Gd. Lili Rohly terkait mengenai pelaksanaan cuti lebaran bagi staf Akmil yang dibagi menjadi dua (2) gelombang, 17/9 s.d 21/9 (gel I) dan 21/6 s.d 24/9 (gel II) dan pengarahan tentang jaringan teroris (terrorism network).
Gubernur menekankan kepada seluruh staf dan taruna yang cuti agar dilengkapi dengan ketentuan dan identitas sesuai yang berlaku di lingkungan TNI dan masyarakat pada umumnya. Selain itu juga ditegaskan agar selama cuti lebaran tersebut seluruh staf dan taruna tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan suatu pelanggaran.
Sehubungan dengan masalah-masalah terorisme (Terrorism Matters) diharapkan agar seluruh staf waspada dan tahu terhadap bahaya dan ancaman terorisme, serta rekrutmennya, sehingga dapat berpartisipasi membantu POLRI untuk mencegah berkembangnya terorisme di Indonesia. Gubernur juga mengingatkan agar seluruh staf Akmil selalu memberikan pengarahan terutama kepada Keluarga dan lingkungannya tentang anti Terorisme, dampak negatif dan bahaya aksi terorisme tersebut bagi Bangsa dan Negara.
Mengucapkan, "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H, Mohon Maaf Lahir dan Batin". (Keluarga Besar Akademi Militer). Sumber www.tniad.mil.id

99 PARALAYANG PECAHKAN REKOR MURI



, 9/18/2009
99 Paralayang nampak menghiasi Langit Timbis, Nusadua, Bali dalam rangka memecahkan rekor MURI
Kalender Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB. Fasi) bidang Paralayang telah mengadakan kegiatan Joint Flight Paragliding (Paralayang) dengan memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebanyak 99 Paralayang dan lama terbang selama 9 jam 9 menit di Bukit Timbis Nusadua, Bali, baru-baru ini.
Menurut Staf Sekjen PB. Fasi Letkol Pnb. Mujianto, S.T., kegiatan ini di ilhami oleh tanggal, bulan dan tahun yaitu 9-9-09, selain itu Timbis merupakan bukit dan tebing yang sangat panjang serta menpunyai angin sangat stabil.
Peserta kegiatan Joint Flight Paragliding diikuti oleh para penghobi olahraga paralayang DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali serta beberapa peserta dari mancanegara diantaranya Malaysia, Australia, Jepang, Korea, Cina, Singapura dan Newzeland.
Timbis mempunyai kontur pantai yang sangat cocok untuk terbang duration karena tebingnya cukup tinggi dan sangat curam, ketinggian tebing sangat ideal untuk paralayang sekitar 100 meter dengan didukung angin yang stabil. Bukit Timbis sangat panjang membentang sepanjang 15 km, mulai dari Gunung Payung hingga Uluwatu, sehingga dapat dimungkinkan ratusan Paragliding terbang bersamaan diatasnya.
Pada kegiatan ini dibagi dalam dua jenis kegiatan, yaitu kejuaraan dan non kejuaraan. Dalam kejuaraan diperebutkan terbang jauh, terbang cepat dan ketepatan mendarat dengan mendapat pengakuan dari PB. Fasi, PB. PON, KONI dan KOI. Sedangkan non kejuaraan adalah terbang terlama dan terbang terbanyak dengan pengakuan dari MURI.
Pada terbang terbanyak dipecahkan rekor sebanyak 99 Paralayang yang sebelumnya pada tahun 2008 sebanyak 88 Paralayang, sedangkan rekor lama terbang selama 9.9 jam dipecahkan oleh Dedy Arifijanto dari Bandung yang sebelumnya tahun 2008 selama 8.8 jam oleh Dr. Elisa Manueke dan Sujaki. Sumber www.tni-au.mil.id

Rabu, 16 September 2009

AKP JUHARTA JALUR CIPERNA LANCAR

Kabupaten Cirebon- ( Satu Berita net, Kamis 17 Sept 2009 )
Arus mudik lebaran Idhul Fitri 2009, khusus untuk jalur Cirebon menuju Kuningan dan Tasikmalaya, cukup lancar. hasil pantauan Media On-line ini di Pos Pam Ciperna, Talun, Kabupaten Cirebon SEKITAR PUKUL 09 30 WIB belum terjadi kenaikan volume kendaraan secara signifikan, dari arah Jakarta maupun sebaliknya.
hal senada di kemukakan Kepala Pos Pam arus Mudik Ciperna yang juga Kapolsek Talun AKP Juharta, bahwa diperkirakan lonjakan terjadi pada min satu sebelum lebaran, jelasnya.
biasanya jalur ini ( Ciperna- red ) selalu lancar, lain dengan jalur pantura yang selalu padat, papar AKP Juharta lagi.
pun demikian pihaknya selalu stan by dua puluh empat jam untuk pengamanan arus mudik dan balik, agar para pemudik bisa tenang sampai tujuan.
tetapi biasanya jalur ini juga akan padat satu hari setelah lebaran, karena banyak sekali turis lokal yang memanfaatkan waktu liburannya bepergian ke daerah wisata, seperti Kuningan dan sekitarnya. ( Aji Rasidi )

Selasa, 15 September 2009

Drs MUSTOPA


Kab. Cirebon ( Satu Berita- Rabu, 16 September 2009 )
berbicara dengan Drs Mustopa, tidak pernah bosan walaupun berlama- lama, karena pria kelahiran Cirebon, 19 September 1965 ini pintar sekali bicara dalam berbagai hal, dari dunia pendidikan, dunia Olahraga hingga dunia kemiliteran.
pria berkaca mata ini dalam motto hidupnya selalu menerima dan bersyukur apa yang telah di berikan Tuhan YME, kita patut dan perlu bersyukur apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, kita harus menerima dengan ikhlas, paparnya. saat di temui satu berita di kediamannya siang ini.
suami Zaturini Susilawati dan bapak dari dua putri Diah ayu lestari, pelajar SMA 2 Kota Cirebon kelas 3, dan si bungsu Dwi Indah Oktaviano pelajar SMP 4 kelas 2 ini kembali mengatakan kita harus konaah serta lebih mensyukuri nikmat yang kita terima, jelasnya.
mantan aktivis DPD KNPI dan DPD AMPI Kabupaten Cirebon tersebut dalam mendidik anak selalu dengan kesabaran, dirinya memberikan kebebasan pada putri- putrinya untuk menentukan cita - citanya sendiri, orang tua hanya tinggal mengontrolnya saja, jelas pengemar Sepeda gunung ini tersenyum lebar.
karirnya dalam pekerjaanya sebagai seorang PNS dimulai sejak tahun 1988 sebagai staf di Kantor Depdikbud Kabupaten Cirebon hingga tahun 2000, selanjutnya pimpinan mempercayainya untuk jabatan yang lebih tinggi yakni sebagai Kakandep P dan K Kecamatan Mundu sampai tahun 2003.
Karena prestasinya yang baik Drs Mustopa, dipromosikan untuk menduduki jabatan Kepala seksi Keuangan BRSUD Arjawinangun selama dua tahun dari 2003 hingga 2005.
Karena pemikiran dan tenaganya sangat di butuhkan di dunia pendidikan, Drs Mustopa akhirnya di percaya kembali untuk menduduki jabatan sebagai kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pabuaran, sampai 2006, dan kini menjabat Kepala UPT Pendidikan Karang Sembung yang dijabatnya sejak 2006, bahkan sejak awal 2009 menjabat juga sebagai kepala UPT Pendidikan Karang Wareng. ( Aji R )

Djatikoesoemo




Goesti Pangeran Harjo Djatikoesoemo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Juli 1917 – meninggal di Jakarta, 4 Juli 1992 pada umur 75 tahun) adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang pertama (1948-1949) dan mantan Duta Besar RI untuk Singapura (1958-1960). Ia adalah putra bangsa yang berdarah keraton. Jenazahnya dimakamkan di Wonogiri, Jawa Tengah

Karir
-Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang pertama (1948-1949) -Duta Besar RI untuk Singapura (1958-1960) -Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja I (1959-1960) -Menteri Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja II (1960-1962) -Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon Kabinet Kerja III (1962-1963)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suprijadi



Suprijadi (lahir di Trenggalek, Jawa Timur, 13 April 1923 - wafat: ???) adalah pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, Kabinet Presidensial, tapi digantikan oleh Soeljadikoesoemo pada 20 Oktober 1945 karena Suprijadi tidak pernah muncul. Bagaimana dan di mana Suprijadi wafat, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Referensi
Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jilid 15, 1991

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Harris Nasution



Lahir : Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918
Wafat : Jakarta, 5 September 2000
Makam: TMP Kalibata - Jakarta

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Harris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.

Karir Militer
Sebagai seorang tokoh militer, Nasution sangat dikenal sebagai ahli perang gerilya. Pak Nas demikian sebutannya dikenal juga sebagai penggagas dwifungsi ABRI. Orde Baru yang ikut didirikannya (walaupun ia hanya sesaat saja berperan di dalamnya) telah menafsirkan konsep dwifungsi itu ke dalam peran ganda militer yang sangat represif dan eksesif. Selain konsep dwifungsi ABRI, ia juga dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang gerilya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya itu menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.

Tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia, ia ikut mendaftar. Ia kemudian menjadi pembantu letnan di Surabaya. Pada 1942, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eks-PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Pada Maret 1946, ia diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan. Mei 1946, ia dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jendral Soedirman). Sebulan kemudian jabatan "Wapangsar" dihapus dan ia ditunjuk menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Gelar
Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima. Nasution tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pranala luar
(id) Wawancara Jenderal (Purn) AH Nasution: "Kalau Tak Ada Keadilan Sosial, Siapa Pun Bisa Membuat Aksi":

M. Jusuf




Andi Muhammad Jusuf Amir (lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 September 2004 pada umur 76 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Jenderal M. Jusuf adalah salah tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia. Ia juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis -- hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya -- akan tetapi melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.

Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 - 1983. Selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964 - 1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983 - 1993. Ia juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal Basuki Rahmat dan Jenderal Amirmachmud.Daftar isi

Keluarga
Beliau merupakan putera seorang bangsawan yang bernama Raja Kayuara. Beristerikan Elly Saelan dan memiliki seorang anak yang sudah meninggal dunia bernama Jaury Jusuf Putra.

Pendidikan Umum
HIS di Watampone
MULO
SMA

Militer
Kursus Atase Militer
SSKAD (Sekolah Staf & Komando AD) sekarang Seskoad di Bandung (1952-1953)
US Army Infantry Officers Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat 1955-1956
Kursus Lintas Udara / Airborne Course di Amerika Serikat
Kursus Singkat Khusus Angkatan IV
Seskoad 1969

Karier Militer
Perang Kemerdekaan di satuan Sulawesi (KRIS) di Yogyakarta
Ajudan Letkol Kahar Muzakkar di staf Komando Markas ALRI Pangkalan X di Yogyakarta
Kapten dalam Corps Pilisi Militer (CPM) (Desember 1949)
Anggota Staf Komisi militer untuk Indonesia Timur (Desember 1949–1950)
Ajudan Panglima TT-VII/TTIT Kolonel Alex Kawilarang (April 1950)
Kepala Staf Resimen Infanteri (RI)-24 di Manado (1953–1954)
Asisten II (Operasi) TT-VII/TTIT di Makassar (1955–1956)
Kepala Komando Reserve Umum (KRU) dgn pangkat Mayor (Oktober 1956)
Kepala Staf Resimen Hassanudin (RI-Hasanuddin) di Pare-pare Sulsel (ex KRU)
Menandatangani Naskah Piagam Permesta (no.24) (1 Maret 1957)
Pangkat Letkol (Februari 1958)
Kepala Staf Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) di Makassar (Februari 1959)
Panglima KDMSST (Oktober 1959)
Pangkat Kolonel (Juli 1960)
Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar (1960–1964)
Menhankam/Panglima ABRI dalam Kabinet Pembangunan III (29 Maret 1978–19 Maret 1983)

Sipil/Menteri
Menteri Perindustrian Ringan di Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964–21 Februari 1966)
Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora II (24 Februari 1966–28 Maret 1966)
Menteri Perindustrian Dasar di Kabinet Dwikora III (28 Maret 1966–25 Juli 1966)
Menteri Perindustrian Dasar & Menengah di Kabinet Ampera I (25 Juli 1966–17 Oktober 1967)
Menteri Perindustrian di Kabinet Pembangunan I (6 Juni 1968–28 Maret 1973)
Menteri Perindustrian di Kabinet Pembangunan II (28 Maret 1973–28 Maret 1978)
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1983–1988 dan 1988–1993)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pranala luar
(id) Tokoh Indonesia - Panglima paling dicintai prajurit

Leonardus Benyamin Moerdani




Leonardus Benyamin "Benny" Moerdani (lahir 2 Oktober 1932 – meninggal 29 Agustus 2004 pada umur 71 tahun) adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang terkenal pada masanya. Merupakan perwira TNI yang banyak berkecimpung didunia inteljen, sehingga terkesan misterius apalagi ditunjang dengan pembawaannya yang hemat bicara serta jarang tersenyum, kesan misterius makin kuat. Merupakan satu-satunya (?) perwira penyandang pangkat bintang yang ikut terjun langsung di operasi militer yaitu penangan pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Don Muang Bangkok, Thailand.

Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai Panglima ABRI, beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Djoko Santoso



Nasionalisme dan Globalisasi


(Refleksi Satu Abad Kebangkitan Nasional, oleh Jenderal Djoko Santoso Panglima TNI): Di tengah-tengah semangat kita mengusung reformasi nasional menuju masa depan bangsa yang lebih baik, kita pun dirisaukan dengan berbagai fenomena yang mengindikasikan menurunnya semangat nasionalisme bangsa kita.

Oleh karena itulah, hadirnya peringatan Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional pada bulan Mei 2008 ini seharusnya dapat menjadi momentum penting dalam memperkokoh dan mengaktualisasikan kembali wawasan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia dalam menghadapi tuntutan perkembangan yang ada.

Pernyataan Ernest Gellner (dalam Nations and Nationalism, 1983) bahwa ”Nasionalisme Melahirkan Bangsa” serasa menambah keyakinan betapa pentingnya memperingati lahirnya pergerakan Boedi Oetomo (1908) yang telah menggugah inspirasi bangkitnya nasionalisme dalam kancah pergerakan bangsa Indonesia.

Melalui pergerakan Boedi Oetomo yang tidak sepi dari berbagai ancaman dan tekanan, mereka berhasil membangun nasionalisme yang muaranya adalah persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan kebangkitan dan keyakinan atas masa depan bangsanya, dalam kurun waktu 20 tahun sejak lahirnya Boedi Oetomo, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, mereka berhasil merajut kebersamaan, meyakinkan saudara-saudaranya untuk menyatu dalam ikrar Sumpah Pemuda, yaitu sumpah setia untuk bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda telah menjadi kekuatan yang mampu menundukkan keangkuhan dan sekaligus kepicikan dari sempitnya memaknai nilai-nilai kultural ”kebhinnekaan”. Nilai-nilai yang mengantar bangsa Indonesia berhasil merebut dan memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tujuh belas tahun setelah diikrarkannya Sumpah Pemuda.

Liku-liku perjalanan panjang menuju kemerdekaan tersebut menggambarkan betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan bagi suatu bangsa. Faktanya, NKRI sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat dibangun dengan pengorbanan keringat, darah, dan air mata, termasuk gugurnya para pahlawan kusuma bangsa. Untuk itu, marilah kita renungkan dalam-dalam peringatan Panglima Besar Jenderal Sudirman melalui pesannya, ”Kemerdekaan yang Telah Dimiliki dan Dipertahankan, Jangan Sekali-kali Dilepaskan dan Diserahkan Siapa Pun yang Akan Menjajah dan Menindas Kita.”

Nasionalisme dan tantangan global
Dengan renungan kilas balik Kebangkitan Nasional, Peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional 2008 ini mempunyai arti yang sangat penting dan strategis. Penting dan strategis karena secara internal kita sedang dalam perjalanan reformasi, yang dinamikanya di samping telah membuka berbagai pintu harapan, tetapi juga sekaligus pintu kerawanan. Sementara secara eksternal hantaman gelombang globalisasi yang mendunia mudah menghanyutkan apa pun dan siapa pun yang tidak kokoh berakar dalam jati dirinya.

Nilai-nilai intrinsik dan nilai-nilai fundamental bangsa yang selama ini menjadi landasan bangunan kebangsaan dan kenegaraan kita seakan tiada bermakna lagi karena terlalu silau dengan nilai-nilai baru yang belum tentu sesuai dengan karakter dan kultur bangsa Indonesia.

Perbedaan-perbedaan yang muncul tidak saja sebatas perbedaan pandangan, tetapi juga mengarah pada perbedaan ideologi dan bahkan juga benturan fisik.

Perubahan yang mewarnai era global menunjukkan bahwa bentuk ancaman terhadap dunia mengalami transformasi dari perang berskala besar menjadi konflik berintensitas rendah. Konflik berintensitas rendah berkembang dalam bentuk terorisme, vandalisme, penjarahan, konflik kesukuan, konflik agama, dan pertikaian sosial.

Dalam bentuknya yang baru, penjajahan tidak selalu berupa penguasaan teritorial dengan kekerasan bersenjata, tetapi menciptakan ketergantungan dengan memainkan potensi konflik yang ada melalui perang informasi dan perang ekonomi.

Revitalisasi nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia dibangun dengan prinsip mengutamakan kebersamaan dan hak kolektif. Karena hanya dengan kebersamaan dan kolektivitas, potensi konflik akibat keanekaragaman suku, agama, ras, dan adat istiadat dapat dicegah dan dieliminasi. Tanpa itu, sulit rasanya terwujud Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dalam keadaannya yang demikian, keanekaragaman merupakan sebuah ”potensi” berharga yang telah terbingkai oleh founding fathers kita dalam sesanti ”Bhinneka Tunggal Ika” yang ruh sesungguhnya tidak lain dari persatuan dan kesatuan.

Persoalan mendasar yang harus menjadi pemahaman bersama bahwa setiap masa membawa tantangannya sendiri.
Penjajahan dalam bentuknya yang halus hadir bersama gelombang pasang globalisasi, yaitu bergulirnya suatu proses transformasi berbagai dimensi kehidupan sosial yang mengarah kepada satu pusat budaya kosmopolitan dengan mendesakkan uniformitas secara universal.

Secara perlahan, tetapi pasti, proses universalisasi ini mengikis batas-batas identitas individu dan negara secara hampir bersamaan melalui liberalisasi ekonomi dan demokratisasi di tingkat global maupun nasional. Dampak nyata yang kita rasakan adalah adanya kecenderungan menguatnya sikap konsumerisme dan individualisme, serta mereduksi semangat kolektivitas yang memunculkan gejala penolakan terhadap konsep persatuan dan kesatuan sebagai sebuah dogma.

Jika tantangan yang harus kita hadapi memang demikian, tidak ada jalan lain untuk menghadapinya kecuali dengan revitalisasi dan reaktualisasi kebangsaan dan nasionalisme kita.
Kekuatan nasionalisme harus kita perkokoh lagi dengan melepaskan sikap individualistis, egoistis, hedonistis, dan konsumeristis yang mengoyak kebersamaan, toleransi, semangat gotong royong, dan musyawarah mufakat yang selama ini menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Tentu kita tidak ingin kehilangan keindonesiaan kita. Selamat memperingati Satu Abad Kebangkitan Nasional!. (kompas, 21 Mei 2008) ►ti
Nama : Jenderal TNI AD Djoko Santoso
Lahir : Solo, 8 September 1952
Jabatan: Panglima TNI, 28 Desember 2007-sekarang
Istri : Angky Retno Yudianti
Anak : - Andika Pandu - Ardya Pratiwi Setyawati
Ayah : Djoko Soedjono (alm)
Ibu : Sulani (alm)

Pendidikan:
= Akabri (1975)
= Seskoad (1990)
= S1 FISIP (1994)
= S2 Manajemen (2000)

Riwayat Jabatan:
= Waassospol Kaster TNI (1998)
= Kasdam IV/Diponegoro (2000)
= Pangdivif 2 Kostrad (2001)
= Pangdam XVI/Pattimura & Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003
= Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mei 2003-Oktober 2003
= Wakil Kepala Staf TNI AD 2003-2005
= Kepala Staf TNI AD 2005-2007
= Panglima TNI, 28 Desember 2007-sekarang
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Mayjen George Toisutta



Panglima Kostrad

Mantan Pangdam XVII Trikora dan Pangdam III Siliwangi Mayjen George Toisutta diangkat menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letjen Erwin Sudjono yang dipromosi menjabat Kepala Staf Umum TNI yang sebelumnya dijabat Letnan Jenderal Endang Suwarya yang telah memasuki pensiun.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Djoko Santoso memimpin serah terima jabatan (Sertijab) dari pejabat lama Letjen Erwin Sudjono ke pejabat baru Mayjen George Toisutta, di lapangan Markas Komando Divisi I Kostrad Cilodong, Selasa (13/11/2007). Hadir antara lain mantan Menhankam/Pangab Wiranto, mantan KSAD Wismoyo Arismunandar, dan mantan Pangkostrad Bibit Walujo.

Seusai upacara sertijab, acara dilanjutkan dengan berbagai atraksi pasukan Kostrad. Atraksi itu, antara lain, terjun payung, atraksi penanganan teroris, serta gelar kesiapan pasukan dan persenjataan.

Mayjen George Toisutta sebelumnya menjabat Panglima Operasi (Pangkoops) TNI di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Pangdivif I Kostrad Jakarta dan dua kali sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam), yaitu Pangdam XVII Trikora dan Pangdam III Siliwangi. Pria kelahiran Makassar, 1 Juni 1963, itu menamatkan pendidikan militer di Akabri pada tahun 1976. Mengawali karir militernya pada 1978 sebagai Komandan Pleton 1-Kipan-C Yonif-74/BS.

Sepuluh tahun kemudian diangkat sebagai Kasi-2 Ops Brigif -1/PIK Kodam Jaya, dan satu tahun kemudian dipercaya Wakil Komandan Yonif-201/JYB Kodam Jaya.

Ayah tiga anal alumni Sesko Angkatan Darat 1992 itu, kemudian dipercaya menduduki Kepala Staf Divisi-2 Kostrad, Kasdam Jaya pada 2003, Pati Mabes TNIB pada 2003 dan menjadi Panglima Divisi-1 Kostrad Jakarta 2004.

Tahuna 2005 diangkat sebagai Pangdam XVII/Trikora, dan Pangdam III/Siliwangi pada 2006. George juga sempat melaksanakan tugas dalam operasi militer di Timor Leste dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso bertindak sebagai Inspektur Upacara tersebut mengatakan, bahwa kinerja suatu organisasi, termasuk organisasi Angkatan Darat yang memang dirancang untuk harus senantiasa dinamis, segar, energik, dan berkelanjutan. Upaya untuk mewujudkan hasil yang lebih baik dalam tujuan pembinaannya melalui pergantian pejabat diharapkan satuan-satuan akan memperoleh penyegaran, perubahan dan pembaharuan yang akan mengantarkan kepada kondisi satuan yang lebih baik dan lebih maju sehingga ke depan diharapkan satuan-satuan itu akan lebih dinamis, energik, dan berkinerja tinggi serta mampu melaksanakan tugas dengan paripurna.

Kostrad sebagai Kotama Pembinaan Angkatan Darat dan sekaligus sebagai Kotama Profesional TNI memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional segenap satuan dalam jajaran komandonya untuk senantiasa siap melaksanakan tugas operasional pada tingkat strategis. Untuk mampu melaksanakan tugas pokok Kostrad dengan paripurna, maka setiap prajurit dan satuan Kostrad harus memiliki mobilitas yang tinggi, mampu bereaksi cepat sebagai satuan penangkal yang handal dan siap digerakan keseluruh wilayah nusantara, serta tanggap terhadap segala bentuk dan jenis ancaman yang mungkin timbul.

Lebih lanjut Kasad mengatakan perubahan yang dilakukan oleh jajaran TNI AD untuk menjadi lebih baik, lebih mampu menjawab tantangan yang senatiasa berkembang, dan berubah guna memantapkan jatidirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional yang profesional adalah reformasi yang dilakukan TNI dan dikenal dengan reformasi internal TNI. Selanjutnya Kasad juga mengatakan kini TNI tidak lagi berpolitik praktis, tidak lagi berbisnis, karena unit-unit usaha TNI telah diserahkan kepada pemerintah. TNI juga sedang menunggu disahkannya Undang-Undang tentang peradilan militer pemerintah dan DPR setelah disahkan maka TNI AD akan siap melaksanakannya.

Dalam kesempatan wawancara dengan wartawan Kasad menyampaikan bahwa terpilihnya Pangkostrad yang baru sudah melalui tahapan seleksi yang panjang dan tidak terburu-buru. Dalam upacara serahterima jabatan Pangkostrad berlangsung cukup meriah dan dihadiri oleh para pejabat tinggi di lingkungan TNI dan Polri dan juga dihadiri oleh para Atase Pertahanan Negara Sahabat dan Persit Pusat Kartika Chandra Kirana Cabang Kostrad. Setelah upacara serahterima jabatan dilaksanakan gelar demonstrasi anti teror yang diperankan oleh Batalyon 323/Raider dengan sasaran melumpuhkan teroris yang menyandera pejabat. (Dispenad) ►tsl
Nama : George Toisutta
Lahir : Makassar, 1 Juni 1963
Jabatan: Panglima Kostrad, 2007-sekarang

Pendidikan:
- Akabri 1976
- Sesko Angkatan Darat 1992

Karir:
- Komandan Pleton 1-Kipan-C Yonif-74/BS
- Kepala Staf Divisi-2 Kostrad
- Kasdam Jaya, 2003
- Pati Mabes TNIB, 2003
- Panglima Operasi (Pangkoops) TNI di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
- Panglima Divisi-1 Kostrad, 2004
- Pangdam XVII Trikora, 2005
- Pangdam III Siliwangi, 2006
- Panglima Kostrad, 2007
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Prof. Dr Suhardiman, SE



Futurolog Politik Indonesia

Pendiri satu-satunya dan Ketua Dewan Penasihat Depinas SOKSI (Sentral Karyawan Swadiri Indone-sia), ini kami juluki futuris politik Indonesia. Personifi-kasi SOKSI ini juga seorang tokoh pencetak kader bangsa. Mantan Wakil Ketua DPA-RI (1993-1998) kelahiran Gawok, Solo, 16 Desember 1924, yang juga dijuluki dukun politik, itu memiliki kecerdasan dan ketajaman intuisi, insting (indera keenam) mempre-diksi perkembangan politik Indonesia jauh ke depan.

Prof Dr Suhardiman, SE adalah tokoh politik berjiwa negarawan. Visi dan misi politiknya tercermin dalam dinamika perjuangan organisasi kemasyarakatan SOKSI, yang didirikan dan dipimpinnya puluhan tahun. Dia adalah personifikasi SOKSI. Suhardiman, melalui SOKSI, adalah pencetak kader bangsa. Kaderisasi dalam SOKSI bukan dimaksudkan mencetak kader organisasi, melainkan mencetak kader bangsa, yang berjiwa kebangsaan dan negarawan. (Selengkapnya baca: SOKSI Pencetak Kader Bangsa).

Penulis buku Pembangunan Politik Satu Abad (1996), ini memiliki insting yang jauh lebih peka dan lebih tajam dibanding pemikiran rasionalnya. Seringkali dia melakukan sesuatu atas dorongan intuisinya yang kemudian dianalisis secara rasional oleh nalarnya. Intuisi politik yang ditindaklanjuti dengan nalar (analisis secara rasional) politiknya memiliki daya jangkau jauh ke depan. Aneka pemikiran tentang pembentukan kekuatan bangsa sebagai tujuan yang kedua dari pemba-ngunan politik, yang oleh Suhardiman disebut sebagai Trisula Politik, yakni: Power, Hukum dan Demokrasi. (Baca juga: Menuju Indonesia Raya Ketiga 2045, halaman 24)

Dia mendorong adanya upaya modernisasi, rasionalisasi dan dinamisasi diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan politik dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Prasarana kelembagaan ini tidak bisa diartikan secara sempit hanya sebagai sosok fisik organisatoris, melainkan harus diartikan secara luas menyangkut sosok sosio-kulturalnya. (Baca juga: Regenerasi Kepemimpinan Bangsa, halaman 20).

Dia mengeluhkan, terancamnya jati diri Indonesia saat ini. Reformasi yang berlangsung sejak 1988, dalam pengamatan Prof Dr Suhardiman, SE, belum menampakkan jati diri dan arah tujuan Indonesia masa depan. Sistim dan struktur politik masih harus ditata supaya lebih jelas dan terarah. Dia melihat perlunya reformasi jilid dua untuk lebih mempertegas jati diri dan tujuan masa depan Indonesia. (Baca juga: Perlu Reformasi Jilid Dua, halaman 30 dan Etos Nasionalisme Baru, halaman 18)

Suhardiman yang sukses di bidang karir, bisnis dan menonjol dalam bidang politik itu menamatkan pendidikan SD di Solo (1941), SGL Blitar (1945), SMA Jakarta (1956) dan Sarjana ekonomi dari FEUI Jakarta (1962). Sambil bertugas dia terus belajar hingga meraih gelar doktor Ilmu Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus, Jakarta (1971), dengan disertasi Pembaharuan Struktur Sosial sebagai Prasyarat Pembangunan Niaga Nasional. (Selengkapnya baca: Tolak Carik Desa Jadi Dukun Politik, halaman 8)

Selain pendidikan umum, dia alumni Akademi Militer Yogyakarta (1948), Sekolah Infantri Fort Benning, AS (1971) dan Seskoad (1969). Suhardiman, bungsu dari tujuh bersaudara, itu memulai karier sebagai Anggota Polisi Tentara di Kediri (1945). Kemudian Anggota Kiwal PB Jenderal Sudirman (1947). Setelah lulus Akademi Militer Yogyakarta (1948) dia bertugas sebagai komandan Subkomando Distrik Militer Yogya Selatan sampai dia menjabat Kaset KSAP dan Dosen SSKAD.

Pada 1960-an, dia menjabat perwira pembantu utama Menteri Utama Ir H Juanda, mengurusi perusahaan-perusahaan negara. Tahun 1960 itu dia bersama rekan-rekan mendirikan SOKSI (Sentral Karyawan Swadiri Indonesia) sebagai imbangan SOBSI/PKI, dengan ide dan konsep kekaryaan yang kemudian juga diwujudkan dalam wadah Golkar. Di SOKSI dia menjabat Ketua Umum sejak berdiri 1960 sampai 1998). Kemudian melepas jabatan Ketua Umum dan menjabat Ketua MPPO SOKSI (1998 – 2005). Sejak 2005 menjabat Ketua Umum Dewan Penasihat SOKSI.


SOKSI adalah salah satu dari tiga ormas pendiri Golkar. Suhardiman sendiri aktif sebagai Anggota Dewan Pembina Golkar (1973-1998). Dia juga sempat berkiprah di Senayan sebagai Anggota DPR/MPR (1983 – 1988). Selain itu, Suhardiman pernah menjabat Staf Ahli Menteri Urusan Stabilitas Ekonomi dan Menteri Produksi, Sekretaris Banas dan Penasehat Menperdag. Jabatan terakhir yang diembannya di lembaga tinggi negara adalah Wakil Ketua DPA-RI (1993 – 1998).

Dia juga pernah menjabat Dirut PN Jaya Bhakti, Dirut PT Berdikari, Direktur PT Evergreen Hotel dan Komisaris Utama PT Bank Duta Ekonomi. Di bidang olahraga dia lama memimpin Perguruan Bela Diri Tangan Kosong Indonesia sebagai Ketua Umum. Dia seorang yang rajin melakukan latihan pernapasan, silat dan main catur.

Atas berbagai pengabdiannya, Suhardiman dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra dan lebih 17 bintang penghargaan lainnya. Universitas Muhammadi-yah di Medan mengangkatnya sebagai guru besar. Masyarakat Simalungun memberinya marga ‘’Saragih’’ saat dia menjabat anggota DPR mewakili Sumatera Utara hasil Pemilu 1982.

Dalam usia berkepala delapan Suhardiman masih membagikan pemikiran dan gagasan cerdas untuk bangsanya. Suhardiman yang sudah pernah terancam meninggal dunia akibat penyakit jantung yang dideritanya, merasa yakin akan hidup lebih lama lagi. (Selengkapnya baca:Yakin Hidup 100 Tahun, halaman 14).

Penampilannya memang masih terlihat gagah, wajahnya berseri dan pemikirannya masih tajam. Dia mengasah pikirannya (mencegah pikun) dengan membaca,berdiskusi dan main catur dengan sahabat-sahabatnya, selain secara rutin melakukan senam jantung.

Dia tinggal di Jalan Kramat Batu Nomor 1, Cipete, Jakarta Selatan. Rumah yang terdiri dari tiga bangunan, satu bangunan utama dan dua bangunan lebih kecil lengkap dengan kolam renang dan taman yang luas yang dihiasi suara aneka jenis burung piaraan seperti anis, poksai dan cucak rawa. ► mti-ch robin simanullang

Biodata
Nama: Prof. Dr Suhardiman, SE
Lahir: Surakarta, 16 Desember 1924
Agama: Islam
Jabatan: Ketua Dewan Penasehat Depinas SOKSI
Isteri: Sapartinah
Anak: 6 (enam) orang

Pendidikan:
- SD Solo (1941)
- SMP Blitar (1945)
- SMA Jakarta (1956)
- Sarjana FE.UI Jakarta (1962)
- Akademi Militer Yogyakarta (1954)
- Sekolah Infantri Fort Benning, AS (1971)
- Seskoad (1969)
- Doktor dari Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta (1971)

Karier:
- Anggota Polisi Tentara, Kediri (1945)
- Anggota Kiwal PB Jenderal Sudirman (1947)
- Ketua Umum SOKSI (1960-1998)
- Anggota Dewan Pembina Golkar (1973-1998)
- Anggota DPR/MPR (1983 – 1988)
- Kaset KSAP, Dosen SSKAD
- Staf Ahli Menteri Urusan Stabilitas Ekonomi dan Menteri Produksi
- Sekretaris BANAS
- Dirut PN Jaya Bhakti, 1960
- Dirut PT. Berdikari
- Penasehat Menperdag
- Komisaris Utama PT Bank Duta Ekonomi
- Wakil Ketua DPA-RI (1993 – 1998)
- Ketua MPPO SOKSI (1998 – 2005)

Bintang Penghargaan:
- Bintang Mahaputra
- Lebih 13 bintang lainnya

Alamat Rumah:
Jalan Kramat Batu Nomor 1, Cipete, Jakarta Selatan
- Jalan Iskandarsyah Raya 97, Jakarta Telp: 713731- 734913
Alamat Kantor:
SOKSI
Gedung Basmar Plaza , Lt 3
Jl. Mampang Prapatan Raya No 106 Jakarta Selatan 12760
Telp. (021) 798 1883 Faks. (021) 797 0985
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Syaiful Rizal


Mayjen TNI Syaiful Rizal


Mayjen TNI Syaiful Rizal (lahir di Lahat, Sumatera Selatan, 2 Juni 1952; umur 57 tahun) adalah Komandan Jenderal Kopassus dari 15 Februari 2005 sampai 1 September 2006. Pada 1 September 2006, ia digantikan oleh Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary yang sebelumnya menjabat Pangdivif-1/Kostrad. Selanjutnya Mayjen Syaiful Rizal menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana. Kemudian,menjabat Dankodiklat TNI-ADDaftar isi

Pendidikan
AKABRI tahun 1975
SUSSARCABIF 1976
SUSSTAFPUR (Kursus Staf Tempur) tahun 1986
Seskoad tahun 1990
SESKO Komperatif Australia tahun 1991
LEMHANAS Australia (DSSC) tahun 2001

Riwayat Tugas
Operasi Aceh tahun 1978
Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1979
Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1987
Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1990
Operasi Aceh tahun 1993

Riwayat Jabatan
Danton 1/2/11 Grup-1 Kopassus, 1977
PA Operasi Den-11 Grup-1, 1980
Danki-112 Grup-1 Kopassus, 1981
PS.Kasi-2 Grup-1 Kopassus, 1985
Kasi-2 Grup-1 Kopassus, 1986
Kasi-1 Grup-1 Kopassus, 1986
Komandan Detasemen-2, Batalyon-21, Grup-2 Kopassus, 1987
PABANDA BINSAT SOPS, 1988
PS. Komandan Batalyon (Danyon)-12, Grup-1 Kopassus, 1990
Danyon-12, Grup-1 Kopassus, 1990
Komandan SUSSANDHA, Grup-3/P.P, 1992
Wakil Asisten Operasi (Waasops) Komandan Kopassus, 1993
Wakil Komandan Grup-3/Pusdikpassus, 1995
Komandan Grup-1 Kopassus, 1995
Asisten Operasi Kepala Staf Kodam-VI/Tanjungpura, 1997
Komandan Korem-073/MKT, Kodam-IV/Diponegoro, 1999
PABAN-V/MILKAM SINTEL TNI, 2002
Wakil Danjen Kopassus, 2002
Kepala Staf Kodam-VI/Tanjungpura, 2003
Danjen Kopassus, 2005
Pangdam IX/Udayana
Dankodiklat TNI-AD

Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
Pranala luar
(id)Biodata di Situs TokohIndonesia.com
(id)Wawancara dengan Majalah Gatra

Sarwo Edhie Wibowo (1925-1989) Jenderal Brilian dan Jujur



Dia mempunyai peran yang paling gemilang dalam mengatasi peristiwa G-30-S/PKI. Kala itu, sebagai Komandan RPKAD -- kini Kopasus -- Sarwo Edhie Wibowo langsung turun ke lapangan menaklukkan pemberontak dan menenangkan massa. Setelah itu berbagai jabatan militer dan sipil ia jalani, namun tidak sampai menjabat menteri. Jenderal yang brilyan dan jujur ini terakhir berpangkat Letnan Jenderal dan hanya menjabat Kepala BP7 (1984 1990).

Sebelumnya ia menjabat Irjen Deplu (1978-1983) dan Dubes RI di Korea Selatan. Jabatan militer tertinggi dipegangnya adalah Gubernur Akabri (1970-1973), setelah sebelumnya menjabat Panglima Kodam XVII Cenderawasih (1968-1970) dan Panglima Kodam II Bukit Barisan (1967-1968).

Ketika menjabat Pangdam XVII/Cenderawasih sejak tanggal 25 Juni 1968 sampai 1970, dengan pangkat Brigjen, Sarwo Edhi Wibowo mengubah kebijakan operasi tempur menjadi pendekatan persuasive di Irian Jaya. Kala itu, berbagai laporan menyebutkan, antara tahun 1964-1968 puluhan ribu penduduk tersungkur dihantam timah panas di daerah itu akibat sejumlah penduduk setempat menuntut kemerdekaan.

Keadaan memilukan itu tampaknya menjadi perhatian serius Brigjen Sarwo Edhi Wibowo. Ia segera mengambil langkah tegas untuk memulihkan nama dan wibawa TNI yang sudah tercoreng di mata penduduk Irian Jaya. Di bawah nama sandi Operasi Wibawa, ia menindak tegas aparat yang sewenang-wenang terhadap rakyat, serta di lain pihak mengimbau pemberontak keluar dari hutan dan kembali ke desa. Ia menjamin mereka yang kembali tidak akan diproses secara hukum.

Namun, seperti saat bertugas sebagai Pangdam II/Bukit Barisan di Medan, belum dua tahun bertugas sebagai Pangdam Cenderawasih, Sarwo Edhi digantikan Kolonel Acub Zainal pada 26 Januari 1970. Sejak itu pula operasi tempur dan intelijen dijadikan lagi sebagai ujung tombak. Ribuan personel pasukan didatangkan dari Jawa untuk memadamkan apa yang disebut aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka yang diketahui ada indikasi OPM digiring ke kamp-kamp tahanan. Sebagian dari mereka tidak pernah kembali lagi.

Tampaknya Presiden Soeharto cukup memperhitungkan potensi citra, kredibilitas dan kepemimpinan Sarwo Edhie bisa menjadi presiden. Sehingga jabatannya dibatasi. Namun Sarwo Edhie tak pernah memberontak. Ia mempertahankan kejujuran dan nilai-nilai kejuangan dan pengabdiannya kepada nusa dan bangsanya.

Sejak kecil, bapak mertua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menikahi putrinya Hj Ani Kristiani Herawati, ini sudah bercita-cita berpenghasilan tetap dan mengabdi pada negara. Ayahnya, kepala rumah gadai di zaman Belanda adalah gambaran ideal baginya, model seorang sebagai pegawai negeri. Ternyata, Sarwo lebih berbakat sebagai komandan, daripada pegawai.

Sebagaimana ditulis dalam Pusat Data dan Analis Tempo, Sarwo adalah gambaran seorang prajurit ideal. Masa kecilnya diwarnai dengan kenakalan anak-anak: berkelahi dan adu berani di arus deras sungai. Tetapi setelah belajar silat, ia malah tidak pernah berkelahi. ''Baru saya membuka jurus saja, lawan sudah kabur,'' ucapnya, tertawa.

Dari membaca koran-koran bekas, Sarwo mengagumi Jepang dengan kemenangan demi kemenangannya menghadapi sekutu. Maka, ketika Jepang mengumumkan hendak mencari heiho, pembantu tentara, ia mendaftarkan diri di Surabaya. Namun, kemudian ia kecewa, dan berniat melarikan diri. Di asrama, kerjanya hanya memotong rumput, membersihkan WC, dan mengatur tempat tidur tentara Jepang. ''Kalaupun diajar perang, hanya memakai senjata kayu,'' katanya.

Keinginannya menjadi prajurit tersalur setelah ia dan seorang kawannya ikut bergabung dengan Peta. Ia lalu membentuk batalyon, tetapi kemudian bubar. Kemudian menghadapi masa tidak menentu. Baru setelah Achmad Yani mengajaknya kembali membentuk batalyon di Magelang, ia kembali sebagai prajurit.

Sarwo juga senang bela diri, ia adalah Ketua Taekwondo Indonesia. Letnan jenderal purnawirawan ini juga menyukai film sejarah dan kolosal, seperti halnya Benhur, dan memilih Jenderal Mc. Arthur serta Jenderal Rommel sebagai tokoh yang dikaguminya.

Namun ia tetap suka wayang dan keris. Ia pun mewariskan tujuh keris kepada ketujuh putra-putrinya, buah pernikahannya dengan Sunarti Sri Hadiyah. Anaknya yang tertua, mengikuti jejaknya, sebagai militer. Dua menantunya juga jenderal, salah satunya Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono yang tepilih menjadi Presiden periode 2004-2009, yang oleh redaksi Tokoh Indonesia diamati sebagai awal dinasti Sarwo Edhie dalam puncak kepemimpinan Indonesia.

Sarwo Edhie meninggal di Jakarta 9 November 1989 dan dimakamkan di daerah kelahirannya Ngupasan, Pangenjurutengah, Purworejo, Jawa Tengah ►ti/tsl

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Nama: Sarwo Edhie Wibowo
Lahir: Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925
Meninggal: Jakarta, 9 November 1989
Agama: Islam
Isteri: Sunarti Sri Hadiyah
Anak: Tujuh orang

Pendidikan:
- MULO
- SMA
- Pendidikan Militer calon bintara Peta, Magelang
- Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, AS
- General Staff College, Australia

Karir:
- Komandan pasukan BKR (1945)
- Komandan Kompi Batalyon V Brigade IX, Divisi Diponegoro (1945-1951)
- Komandan Kompi Bantuan, Resimen 13 Teritorium Diponegoro (1952-1953)
- Wakil Komandan Resimen Taruna Akademi Militer Nasional (1959- 1961)
- Kepala Staf RPKAD (1962-1964)
- Komandan RPKAD (1965-1967)
- Panglima Kodam II Bukit Barisan (1967-1968)
- Panglima Kodam XVII Cenderawasih (1968-1970)
- Gubernur Akabri (1970-1973)
- Dubes RI di Kor-Sel
- Irjen Deplu (1978-1983)
- Kepala BP7 (1984 1990)
- Ketua Umum Perkumpulan Taekwondo Indonesia (1984 1999)
Alamat Rumah Keluarga:
Jalan Flamboyan F/59, Cijantung II (Kompleks Kopassus), Jakarta Timur

Senin, 14 September 2009

DANLANUD SURYADARMA BERI BINGKISAN LEBARAN DAN ZAKAT FITRAH



Pentak Lanud Sdm, 9/14/2009


Komandan Lanud Suryadarma, Subang Kol. Pnb Widiantoro, MBA berkenan memberikan bingkisan lebaran kepada seluruh anggota Lanud Suryadarma yang diterima oleh dua orang perwakilan Pelda Joko Prasetyo dan PNS Sutisna di Aula Serbaguna Sekbang, Senin (14/9). Bingkisan lebaran diberikan pada acara Jam Komandan sebagai wujud rasa gembira Danlanud Suryadarma kepada seluruh anggotanya menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1430 Hijriah sebagai hari kemenangan bagi umat muslim.

Selain bingkisan lebaran Danlanud Suryadarma juga berkenan memberikan zakat fitrah kepada lima orang perwakilan mustahid yang tinggal di sekitar Lanud Suryadarma. Masing-masing orang menerima satu paket bingkisan berisi beras dan uang. Menurut Kepala Seksi Pembinaan Mental Lanud Suryadarma PNS IIID Drs Lili Hidayat pada tahun 2009 ini terkumpul zakat fitrah berupa beras sebanyak 2 ton dan uang sebesar 5 juta rupiah dari anggota Lanud Suryadarma yang wajib membayarkan zakat fitrahnya.

Sebagai acara utama Jam Komandan Lanud Suryadarma, Kol Pnb Widiantoro, MBA yang menyegarkan kembali kepada seluruh prajurit dan PNS mengenai posisi, status dan tanggung jawabnya sebagai prajurit TNI. Dalam acara yang dihadiri oleh sekitar 400 personel tersebut tampil Lettu Pnb Dwitri Budiono yang memaparkan mengenai pasal demi pasal norma keprajuritan TNI yaitu sapta marga. Penjelasan tersebut bertujuan agar prajurit paham mengenai beberapa status prajurit yang menyandang pula status sebagai warga negara, patriot dan kstaria bangsa.

Danlanud Suryadarma juga menambahkan mengenai nilai-nilai dasar keprajuritan lainnya seperti loyalitas, disiplin, kesetiakawanan (esprit de corps) dan komitmen. Ditambahkan kedisiplinan prajurit TNI dalam segala hal masih diakui oleh komponen bangsa lainnya, sehingga kita harus terus menerapkannya di manapun berada karena hal itu merupakan salah satu segi keunggulan TNI. Loyalitas dan kedisiplinan ini berlaku pula dalam pelaksanaan cuti lebaran mendatang yang terbagi dalam dua gelombang. Walaupun tidak libur panjang dalam lebaran prajurit harus tunduk, patuh dan loyal pada keputusan pimpinan.

Pada akhir acara Danlanud Suryadarma menjelaskan mengenai tiga pilar untuk pembinaan Lanud Suryadarma yaitu pertama pembinaan fisik berupa pembagian kegiatan olah raga dalam tiap koordinator pelaksanaan, kedua pembinaan mental dengan kegiatan pengajian, sholat wajib dan sunnah juga pembinaan mental lainnya agar prajurit tetap pada relnya. Ketiga Pembinaan Moril berupa kemudahan naik pangkat, acara-acara hiburan/kebersamaan lainnya. Semua itu diterapkan agar sumber daya manusia Lanud Suryadarma berkualitas di masa depan, sehingga membawa harum nama Lanud Suryadarma.

DANKODIKAU BERIKAN BINGKISAN LEBARAN



Pen Kodikau, 9/14/2009



Komandan Kodikau Marsekal Muda TNI Sukirno KS.,S.E.,M.M berkenan memberikan bingkisan lebaran kepada seluruh anggota Kodikau yang diterima secara simbolis kepada enam orang perwakilan pada apel pagi, Senin (14/9). Satu paket bingkisan berisi minyak, gula, 1 kaleng biskuit, kopi, gula, serta sirup serta uang diberikan dalam rangka menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1430 Hijriah yang disaksikan oleh Wadan Kodikau Marsekal Pertama L.Tony Susanto, pejabat teras Kodikau serta seluruh anggota Makodikau, selain bingkisan dari Dankodikau seluruh anggota Kodikau menerima bingkisan juga dari Primer Koperasi Denma Kodikau.

BUKA PUASA BERSAMA DI LANUD SULTAN HASANUDDIN



Pentak Lanud Hnd, 9/14/2009


Moment bulan Ramadhan yang identik dengan bulan peningkatan ibadah, dan bulan mempererat tali silaturrahmi banyak dimanfaatkan oleh ummat Islam untuk mempertajam kepekaan rohani. Dengan Ibadah yang khusuk dan dan tali silaturrahmi yang tulus akan melahirkan jiwa yang tenang, serta berdampak kepada kecakapan lahir dan bathin.

Orang yang sukses dalam pelaksanaan Ibadah Ramadhan akan berdampak terhadap kepribadian yang indah dan mulia, yaitu “taqwa”: mampu berinteraksi kepada Allah sebagai Khaliq (Pencipta) serta mampu pula berinteraksi dengan sesama manusia secara baik dan benar. Untuk menjadi pribadi yang taqwa, ummat Islam melaksanakan berbagai kegiatan baik yang wajib maupun yang bersifat sunnah.

Dalam rangka mempererat tali silaturrahmi dan peningkatan Ibadah di sisi Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, pada hari Jumat (11/9) Lanud Sultan Hasanuddin melaksanakan “Buka Puasa Bersama” di hanggar Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Kegiatan ini dihadiri oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia beserta Ibu.

Hal ini merupakan aplikasi sikap toleransi yang dijunjung tinggi oleh Komandan Lanud beserta Ny Ida Bagus Putu Dunia yang selalu aktif dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, Hadir pula Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Arif Mustopa beserta Ibu, para Kepala Dinas , Komandan Satuan, warga Lanud Sultan Hasanuddin dan Ibu – Ibu Pia Ardhya Garini.

Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang harus dimamfaatkan untuk berbuat yang terbaik dalam aktifitas keseharian seluruh prajurit, sehingga akan diperoleh kebaikan pula. Sebab apa yang kita lakukan, maka akan kembali kepada kita.

KOMANDAN LANUD ABD SALEH SERAHKAN ZAKAT FITRAH



Pentak Lanud Abd, 9/14/2009

Komandan Lanud Abd Saleh Marsma TNI Ida Bagus Anom M., SE. secara simbolis menyerahkan zakat fitrah dari seluruh anggota Lanud Abd Saleh beserta Insub dan keluarganya yang beragama Islam berupa uang sejumlah Rp. 65.820.000,- kepada Panitia zakat fitrah yakni seksi Bintal Lanud Abd Saleh dalam apel khusus di Taxy Way Lanud Abd Saleh (14/9).

Selanjutnya zakat fitrah tersebut akan disalurkan kepada para fakir miskin atau orang yang berhak menerimanya yang berada di sekitar Lanud Abd Saleh. Zakat fitrah ini agar diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan jangan sampai salah alamat, demikian kata Komandan.

Dalam sambutan apel khusus Komandan berpesan kepada seluruh anggota Lanud Abd Saleh agar tidak memaksakan diri pulang kampung apabila tidak siap segalanya. Dan bagi yang membawa kendaraan untuk mngecek secara keseluruhan kondisi kendaraan sebelum berangkat, patuhi tata tertib berlalu lintas dengan mentaati aturan yang ada dan lebih berhati-hati di dalam mengendarai kendaraannya. Jaga keselamatan diri dan keluarga, namun sebelum meninggalkan rumah agar dicek kembali kemanannya rumah seperti mematikan listrik, kompor, gas serta amankan barang berharga di tempat yang paling aman.

Diakhir sambutannya Komandan Lanud menekankan untuk kembali ke Lanud Abd Saleh sesuai waktu yang telah ditentukan.

Minggu, 13 September 2009

KODAM III/SLW MENGADAKAN BAKSOS BENCANA GEMPA BUMI

14 Sep 2009
KODAM III/SILIWANGI (14/9),- Kodam III/Siliwangi bekerjasama dengan PT. PLN Divre Jabar-Banten, PT. Japfa Comfeed, Alfa Mart dan Yayasan Budha Tzu Chi mengadakan bakti sosial untuk korban bencana Gempa Bumi di Desa Neglasari Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, Jum’at (11/9).
Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Rasyid Qurnuen Aquari dalam sambutannya mengatakan bahwa pada tanggal 2 September lalu, terjadi bencana gempa bumi di wilayah Tasikmalaya, yang berimbas ke beberapa wilayah di Jawa Barat ini. Dampak gempa bumi tersebut telah menimbulkan cukup banyak kerugian korban jiwa dan materil. Kondisi ini tentunya sangat membutuhkan perhatian dan bantuan dari berbagai elemen masyarakat, yang sedang memiliki kemampuan.
Menurut Pangdam, Bakti Sosial berupa rehabilitasi rumah ibadah, pemberian 2000 paket makanan bergizi, 1000 paket sembako, 500 kg kurma dan 100 unit tenda ini, merupakan wujud kepedulian dari PT. PLN Divre Jabar Banten, PT. Japfa Comfeed, Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia dan Alfa Mart kepada masyarakat yang terkena gempa bumi.
Dimensi kepedulian dari berbagai elemen masyarakat yang sedang memiliki kelebihan idle capacity dalam membantu meringankan beban sosial yang dihadapi oleh masyarakat, merupakan aspek yang sangat penting untuk terus kita pelihara, mengingat kemampuan Pemerintah kita dewasa ini masih relatif terbatas. Bantuan yang kita berikan ini, bukan untuk memanjakan masyarakat, namun kita berupaya agar dengan bantuan yang kita berikan dapat menjadi penambah semangat bagi saudara-saudara kita yang kebetulan sekarang ini sedang tertimpa musibah, kata Pangdam.
Lebih jauh Pangdam mengatakan, bahwa kegiatan bakti sosial ini tidak saja mampu menjadi wahana menumbuhkan kepedulian dan mempererat tali silaturrahmi di antara kita, tetapi juga perwujudan adanya kebersamaan, persatuan dan kesatuan di antara kita.
Diakhir sambutannya Pangdam mengajak kepada kita semua, untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan dengan mengedepankan semangat silih asah, silih asih dan silih asuh serta senantiasa meningkatkan amal kebajikan agar kita termasuk orang-orang yang beruntung. Sumber www.tni.mil.id/

GUBERNUR KALTIM RESMIKAN RENOVASI RUANG ICU DAN HEMODIALISA RST DR. HARDJANTO



Oleh : Nandang Hermawan
14-Sep-2009, 08:56:33WIB
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek meresmikan penggunaan ruang ICU dan Unit Hemodialisa Rumah Sakit Tentara Dr. Hardjanto Kesdam VI/Tpr yang terletak di Jl. Tanjungpura, Balikpapan, Jumat (11/09). Biaya renovasi ruang ICU dan Hemodialisa merupakan bantuan dari Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Bapak Awang Faroek Ishak.
Rumah Sakit Tentara Dr. Hardjanto dibawah naungan Kepala Kesehatan Kodam (Kesdam) VI/Tpr Kolonel Ckm dr. Edy Mahidin merupakan salah satu Rumah Sakit TK. III yang ada di Balikpapan, diharapkan dengan adanya penambahan ruang ICU dan Unit Hemodialisa ini nantinya dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap prajurit, PNS serta masyarakat umum.
Dalam sambutannya Gubernur Kalimantan Timur mengharapkan, agar bangunan dan perlengkapan medis ini dimanfaatkan dan dikelola dengan baik guna menunjang pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan profesional sesuai dengan visi dan misi Gubernur Kaltim yang berpihak pada peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Populasi penyakit Ginjal Kronik Stadium Akhir di Balikpapan semakin hari semakin meningkat, dan hanya dua pilihan untuk pasien penyakit ginjal ini, terapi pertama terapi pengganti ginjal alami atau biasa sering disebut transpalasi dan terapi kedua terapi pengganti ginjal buatan, salah satunya adalah hemodialisa.
Unit Hemodialisa RST Dr. Hardjanto Balikpapan menggunakan alat atau mesin Hemodialisa yang mutunya telah mendapatkan rekomendasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia serta Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang telah memiliki sertifikasi pelatihan Hemodialisa, perawat yang telah memiliki sertifikat pelatihan Hemodialisa dan teknisi mesin yang telah memiliki sertifikat pelatihan mesin Hemodialisa.
RST Dr.Hardjanto Balikpapan melayani pasien Prajurit/PNS TNI AD dan keluarganya, pasien umum, pasien JPK-PNS, pasien Jamkesda dan pasien Jamkesmas.
Hadir dalam kegiatan tersebut Pangdam VI/Tpr, Kapolda Kaltim, Irdam VI/Tpr, Asrendam VI/Tpr, Asisten Kesdam VI/Tpr, Wakil Walikota Balikpapan, Danlanud, Danlanal, Kapolresta Balikpapan, Kabalak, Kepala Kesehatan Provinsi, Komandan Satuan dan sejumlah perwira serta Ketua Persit Daerah VI/Tanjungpura bersama Ibu-ibu pengurus Persit KCK. (Pendam 6/Dispenad)

KASDAM JAYA : SEBAGAI PRAJURIT KEWASPADAAN ADALAH NOMOR SATU




Oleh : Pendamjaya
14-Sep-2009, 12:27:08WIB
"Bagi yang akan melaksanakan cuti lebaran, keamanan rumah yang akan ditinggalkan agar selalu diwaspadai betul, jangan menganggap bahwa rumah tentara akan selalu aman karena kita merasa bahwa apa-apa yang berkaitan dengan tentara tidak akan ada yang berani menyentuh. Pelaku kejahatan/kriminal saat ini sudah tidak pandang bulu lagi, mau itu milik orang sipil atau militer sudah tidak peduli lagi yang penting ada kesempatan. Oleh sebab itu sebagai prajurit haruslah selalalu memiliki kewaspadaan dan harus dijadikan nomer satu, karena berbagai ancaman bahaya selalu mengincar seperti perampokan, kebakaran", tegas Kepala Staf Kodam Jaya/Jayakarta Brigadir Jenderal TNI Moeldoko pada pengarahannya dalam mengambil apel gabungan satuan Staf Umum dan jajaran Badan Pelaksana Kodam Jaya yang berada di lingkungan Markas Kodam Jaya bertempat di lapangan upacara Kodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo No. 5 Cililitan Jakarta Timur, Senin (14/9).
Hadir dalam apel gabungan tersebut Inspektur Kodam Jaya Kolonel Inf Kembaren, para Staf Ahli Pangdam Jaya, Perwira LO AL dan AU, Asrendam Jaya, para Asisten Kasdam Jaya dan seluruh peronel militer dan PNS satuan jajaran Kodam Jaya yang berada di lingkungan Markas Kodam Jaya berjumlah 1.300 personel. Apel gabungan tersebut dipimpin oleh Kasdam Jaya dalam rangka memberikan pengarahan berkaitan dengan suasana menjelang lebaran serta pelaksanaan cuti lebaran.
Lebih lanjut Kasdam Jaya mengingatkan, bahwa cuti lebaran yang akan dilaksanakan terbagi dua gelombang yang akan di mulai pada tanggal 17 September 2009, dan pada tanggal 24 September 2009 seluruh personel yang melaksanakan cuti lebaran sudah kembali dan pada tanggal 25 September 2009 akan diadakan apel luar biasa untuk mengadakan pengecekan personel dan diharapkan tidak ada satupun personel yang terlambat. Kasdam juga menyampaikan dalam melaksanakan lebaran dengan pulang kampung atau berada ditempat agar dilaksanakan dengan penuh kebijaksanaan, artinya kita harus bijaksana dalam merespon lebaran ini janganlah berlebihan.
Pada akhir pengarahannya Kasdam menekankan, bahwa dalam melaksanakan perjalanan menjelang lebaran pastinya akan padat dan macet tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh sebab itu sebelum perjalanan di mulai, cek betul-betul kendaraan yang akan digunakan agar kondisi kendaraan betul-betul baik juga perhatikan kesehatan fisik kita. Dalam perjalana tinggalkan sikap arogansi kita, apalagi kita berpakaian pereman tentunya masyarakat tidak akan mengetahui bahwa kita adalah tentara. Banyaknya kecelakaan yang menimpa prajurit disebabkan karena adanya sikap arogansi yang berlebihan, tegas Kasdam. (Pendam Jaya/Dispenad)

PANGDAM I/BUKIT BARISAN : PULAU JEMUR MILIK NKRI



Oleh : Kamro Sitanggang
14-Sep-2009, 12:27:57WIB
Panglima Komando Daerah Militer I/BB Mayjen TNI Burhanudin Amin menegaskan bahwa Pulau Jemur yang sempat di klaim masuk wilayah Slangor Malaysia, dipastikan masuk wilayah NKRI. Hal ini sesuai dengan keputusan yang diterimanya dari Mabes TNI.
Ketegasan itu disampaikan Mayjen TNI Burhanudin Amin usai sholat Magrib di Mesjid Mukhlisin asrama Pancasila Jln. Sutomo, setelah berbuka puasa bersama dengan keluarga besar Korem 031/WB.
Dilihat dari latar belakang sejarah, pulau Jemur itu merupakan bahagian dari kerajaan Siak Sri Indra Pura Riau. Dari segi geografis sejarahnya pun lebih dekat ke Republik Indonesia. Bahkan sekarang sudah kita duduki dan sudah ada pula Mess Pemda Rokan Hilir jadi saya pikir tidak ada masalah dengan pulau ini.
Disebutkan untuk keamanan pulau juga merupakan tanggung jawab TNI Angkatan Laut. Kondisi sekarang bahwa pulau Jemur itu sudah berada dalam monitor mereka. Jadi sewaktu-waktu ada masalah petugas pengamanan teritorial NKRI langsung bergerak tegasnya.
Pada kesempatan itu Pangdam I/BB juga menyinggung soal keamanan Idul Fitri 1430 H. Titik berat pengamanan Idul Fitri di bawah Polri. Sedangkan keterlibatan TNI setelah mendapat permintaan dari pihak Polri. Untuk mendukung kesiapan pengamanan itulah seluruh jajaran Kodam I/BB akan menggelar apel pasukan keamanan. Untuk jumlah personel tidak ditentukan dan yang pasti tetap berada ditempat.
Untuk Kondisi Riau kata Pangdam I/BB sejauh ini masih dalam kondisi aman dan kondusif. Meski begitu dia berharap agar kondisi keamanan tetap stabil sampai waktu yang tidak ditentukan.
Pada kesempatan itu juga Pangdam I/BB menyerahkan bantuan dana pembinaan kepada 30 orang anak Yatim dari jamaah Mesjid Mukhlisin dan menyerahkan bantuan kepada 15 Warakawuri dan 52 Veteran.
Penyerahan bantuan ini dalam rangka Safari Ramadhan Pangdam I/BB dengan keluarga besar Korem 031/WB. Pada Safari Ramadhan kali ini Pangdam I/BB didampingi oleh Asintel Kasdam I/BB Kolonel Inf Gustaf Agus Irianto, Asops kasdam I/BB Kolonel Inf Binarko Sugihantyo, Asrendam I/BB Kolonel Inf Edi Triwaluyo, Aspers Kasdam I/BB Kolonel Inf Charles Tanta dan Kapendam I/BB Letkol Caj Asren Nasution.
Hadir juga pada kesempatan itu Kapolda Riau, Asisten I Gubri, Para Dandim, Kepala Devisi Satuan Jajaran Korem 031/WB dan undangan lainnya. (Pendam 1/Dispenad)

Sabtu, 12 September 2009

Polda Metro Jaya Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2009


Sabtu, 12/09/2009 16:21 WIB
E Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta (PMJ) menggelar apel pasukan Operasi Ketupat Jaya 2009 dalam rangka mengamankan Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1430 Hijriah. Apel gelar pasukan tersebut digelar di lapangan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) PMJ dan dipimpin secara langsung oleh Deputi Operasi (Deops) Polri Inspektur Jenderal (Irjen) S.Y. Wenas.

"Apel gelar pasukan ini diikuti oleh sekitar 1.500 personel dari berbagai kesatuan dan instansi," kata Kabid Humas PMJ Kombes Chryshnanda Dwi Laksana kepada wartawan, Sabtu (12/9/2009).

Sedikitnya 2 SSK Dalmas Direktorat Samapta, 10 Unit Kendaraan Patroli Samapta, 6 unit Satuan Pariwisata, 10 unit Kendaraan Roda 2 Patwal Samapta, 10 unit Kendaraan roda empat Patwal Samapta dilibatkan dalam apel pasukan tersebut. Selain itu, dikerahkan juga 2 SSK Satuan Brimob lengkap dengan 3 kendaraan taktis, Gegana dan water canon, 1 SST Pamen Polda Metro Jaya, 1 SSK Intel, 1 SSK Reskrim dan 1 SSK Lantas.

"Jajaran Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya juga melaksanakan Apel Kesiapan Operasi Ketupat Jaya 2009 di Polres masing-masing," imbuh Chryshnanda.

Chryshnanda menerangkan, menjelang, pada saat dan setelah kegiatan perayaan Lebaran biasanya akan terjadi mobilitas masyarakat yang cukup padat, terutama manusia dan kendaraan. Hal itu akan terjadi karena masyarakat melakukan aktivitas mudik secara bersamaan baik menuju ke kampung halaman maupun mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan, pertokoan, tempat wisata atau rekreasi maupun tempat- tempat ibadah umat muslim.

"Karena itu, diperkirakan akan timbul berbagai kerawanan terjadinya gangguan Kamtibmas di tengah-tengah masyarakat," jelasnya.

Antara lain terjadinya kesemrawutan, kemacetan dan pelanggaran lalu lintas yang disebabkan bertambahnya volume kendaraan saat arus mudik dan arus balik.

Selain itu, kejahatan yang bersifat konvensional seperti pencurian, penipuan, penggelapan, pemerasan, perjudian, penganiayaan, penimbunan sembako dan lain sebagainya rawan pada saat menjelang lebaran. "Kasus-kasus kejahatan konvensional juga diperkirakan meningkat, " pungkasnya.

(mei/asy)

Penembakan Terjadi Lagi di Dekat Freeport, 2 Sekuriti Luka



Sabtu, 12/09/2009 16:54 WIB
Gagah Wijoseno - detikNews
Jakarta - Aksi penembakan kembali terjadi di dekat pertambangan Freeport Papua. Dua petugas sekuriti terluka akibat penembakan pada Sabtu (12/9/2009) pagi.
Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto membenarkan tentang penembakan itu. Seperti dikutip Reuters, penembakan itu terjadi di dekat areal penambangan Grasberg yang 'dikuasai' Freeport McMoran.
Serangan yang diduga dari kelompok separatis ini terjadi di mile 42 dengan target kendaraan yang membawa para petugas keamanan dan petugas cleaning service. Satu petugas keamanan tertembak di kakinya dan seorang lainnya terluka akibat pecahan kaca.
Teror penembakan ini tidak mengganggu aktivitas di pertambangan Freeport itu. Namun, aparat kepolisin makin siaga dengan adanya serangan-serangan yang belum berhenti itu.
(asy/gah)

Mobil Danramil Tembagapura Ditembak, TNI Sulit Kejar Pelaku


Kamis, 10/09/2009 15:39 WIB
Luhur Hertanto - detikNews

Djoko Santoso
Jakarta - Penembakan atas mobil Danramil Tembagapura, Papua, Kapten Inf Ronald Nainggolan, menandakan kondisi keamanan di sana belum sepenuhnya terkelola dengan baik. Kondisi medan yang berat diakui sebagai kendala utamanya.
"Menghadapi insurgen itu sudah seperti mencari jarum dalam jerami. Tantangan terberat, ya, medannya," kata Panglima Djoko Santoso di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/9/2009).
Medan yang berat merupakan salah satu keuntungan bagi pihak gerakan pengganggu keamanan. Mereka cukup mudah lari lalu menyembunyikan diri di dalam kondisi medan yang demikian.
Namun ditegaskan setiap gangguan keamanan selalu ditangani dengan sungguh-sungguh oleh aparat. Penanganan dilakukan bersama oleh satgas Polri dan dibantu pasukan TNI setempat.
"Kita harus melakukan patroli-patroli, pengendapan, mencari, menemukan dan menangkap pelaku," jelas Djoko.
Kendaraan dinas yang ditumpangi Ronald ditembak beberapa kali pada Selasa (8/9), sekitar pukul 06.30 WIT saat melintas di mile 42, kawasan PT Freeport.
(lh/irw)

KETUA PERSIT KCK PD JAYA BERIKAN SANTUNAN DAN BANTUAN KEPADA ANAK YATIM PIATU



11 Sep 2009

KODAM JAYA (11/9),- Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Daerah Jaya Kodam Jaya Ny. Tinuk Darpito Pudyastungkoro mendampingi Pangdam Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro mengadakan kunjungan kerja dan buka puasa bersama, di Markas Resimen Artileri Pertahanan Udara 1/Faletehan Jln. Pondok Pinang Jakarta Selatan, Jumat (11/09).
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PD Jaya Ny. Koes Moeldoko, para pengurus Persit KCK PD Jaya, para Ketua Koordinator Cabang, Ketua Cabang dan Ranting Persit KCK jajaran PD Jaya.
Dalam kunjungan tersebut Ketua Persit KCK PD Jaya disambut oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XII Menarhanud PD Jaya beserta para pengurusnya. Kunjungan kerja ini merupakan program Pangdam Jaya dalam rangka silaturahmi serta muntuk mengetahui lebih dekat satuan jajaran Kodam Jaya berserta organisasi Persitnya.
Dalam acara ini Ketua Persit KCK PD Jaya berkesempatan memberikan santunan kepada anak yatim piatu yang terdapat di sekitar Markas Menarhanud 1/Faletehan, serta memberikan dana bantuan kepada Organisasi Persit KCK Cabang XII Menarhanud PD Jaya.
Dalam pengarahan kepada seluruh personel Resimen Arhanud 1/ Faletehan, Pangdam Jaya menyampaikan agar prajurit Kodam Jaya khususnya prajurit Resimen tetap waspada pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan terjadinya ledakan bom di Mega Kuningan Jakarta Selatan. Ledakan bom di Mega Kuningan yang dilakukan oleh anak yang masih muda, hal ini menunjukan bahwa terorisme telah melakukan pengkaderan anggotanya dari kaum muda. Oleh sebab itu bagi seluruh personel Kodam Jaya khususnya personel Resimen yang telah mempunyai anak remaja, agar diwaspadai dan diawasi untuk tidak terlibat dengan terorisme termasuk terlibat dalam penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba.
Pangdam juga mengingatkan bahwa dalam rangka menghadapi Hari Raya Idul Fitri, agar para Komandan Satuan menekankan kepada anggotanya terutama yang melaksanakan cuti Lebaran, untuk selalu menjaga keamanan pribadi dan keluarganya. Dan satuan tetap menerapkan pengamanan markas, dan bagi anggota Persit agar lebih bijak dalam mengatur keuangan. Sumber http://www.tni.mil.id

PANGDAM JAYA ADAKAN KUNJUNGAN KERJA DAN BUKA PUASA BERSAMA



11 Sep 2009
KODAM JAYA (11/9),- Kodam Jaya / Jayakarta saat ini siap melaksanakan tugas yang dibebankan dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1430 H tahun 2009.
Demikian pernyataan Pangdam Jaya / Jayakarta Mayor Jenderal TNI Darpito Pudyastungkoro S.IP, MM dalam Kunjungan Kerja dan Buka Puasa Bersama di Markas Resimen Arhanud 1/ Faletehan Jl. Pondok Betung Jakarta Selatan, Kamis (10/09).
Hadir dalam acara tersebut adalah Irdam Jaya Kolonel Infanteri Amrid Salas Kembaren, Asrendam Jaya, para Staf Ahli Pangdam Jaya, Perwira LO AU dan AL, para Asisten Kasdam Jaya dan para Kabalak, Ketua Persit KCK PD Jaya Ny. Tinuk Darpito Pudyastungkoro, Wakil Ketua Persit KCK PD Jaya Ny. Koes Moeldoko dan segenap Pengurus Persit KCK PD Jaya dan para Ketua Koorcab, Cabang dan Ranting Persit KCK jajaran PD Jaya.
Setelah terima Jajar Kehormatan Pangdam Jaya meresmikan Biorama Sejarah Menarhanud 1/ Falatehan dilanjutkan menanam pohon kenangan dan meninjau budi daya jamur tiram putih. Dalam kata sambutannya saat acara buka puasa bersama Pangdam menyampaikan beberapa penekanan antara lain agar Prajurit Kodam Jaya tetap waspada pasca Pilpres dan ledakan bom di Mega Kuningan Jakarta Selatan. Ledakan bom di Mega Kuningan menunjukkan bahwa terorisme telah mengkader anggotanya dari kaum muda, oleh karena itu bagi Prajurit yang telah mempunyai anak remaja agar waspada termasuk ancaman Narkoba.
Menghadapi Hari Raya Idul Fitri Pangdam menekankan agar para Komandan Satuan tetap menerapkan Protap Satuan tentang Pengamanan Markas, untuk ibu-ibu agar lebih bijak dalam mengatur keuangan. Setelah pemberian santunan dan pemberian bantuan pembinaan organisasi dari Ketua Persit KCK PD Jaya acara dimeriahkan dengan musik Jawa. Sumber http://www.tni.mil.id

DINAS KOMUNIKASI DAN PEPERANGAN ELEKTRONIKA LAKSANAKAN LATKOMTIS KORMAR 2009



11 Sep 2009
KORMAR (11/9),- Dalam rangka memelihara dan meningkatan kemampuan prajurit Korps Marinir, Dinas Komunikasi dan Peperangan Elektronika melaksanaan Latihan Komunikasi Taktis Korps Marinir (Latkomktis Kormar) tahun 2009 di Ruang Serbaguna, Resimen Bantuan Tempur-2 Marinir - Cilandak, Senin (8/9).
Pelaksanaan latihan, diawali dengan Upacara Pembukaan Latkomtis Kormar 2009 dengan Inpektur Upacara Asops Dankormar Kolonel Marinir Ivan A. Rizki Titus, SH.
Dalam amanatnya, Asops Dankormar menyatakan, sistem komunikasi merupakan suatu sistem yag terdiri dari komponen-komponen yang meliputi: personel, peralatan, prosedur komunikasi, yang semuanya merupakan kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahkan.
”Guna mewujudkan sistem komunikasi yang handal, perlu adanya suatu pembinaan secara optimal, teratur dan terus-menerus”, tegas Asops Dankormar.
Selain itu, Asops Dankormar menambahkan, latihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan personel komunikasi dalam menghadapi tugas-tugas di masa yang akan datang, baik pada masa perang maupun di masa damai.
Menurut rencana latihan akan berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 8 sampai dengan 17 September 2009, dengan pelaksanaan, di Ruang Serbaguna Menbanpur-2 Mar Cilandak pada saat latihan pelajaran teori, dan di Lapangan Tembak Marinir Cilandak pada saat Latihan Praktek.
Sedangkan, sasaran latihannya adalah: 1. Terwujudntya pemahaman teknis dan taktis satuan komunikasi dalam mendukung tugas operasional, 2. terwuudnya konsep komunikasi pada tataran operasional berupa rencana komunikasi yang dapat digunakan dalam mendukung pelaksanaan operasi Amfibi serta operasi lanjutan di darat secara mandiri, 3. Terwujudnya keterampilan manuver pengawak komunikasi dalam gelar komunikasi pada saat operasi tempur maupun non tempur, 4. Terwujudnya pemahaman kerjasama komunikasi pada saat bermanuver dan 5. untuk menguji perangkat lunak yang ada. . Sumber www.tni.mil.id

LANTAMAL V PERINGATI HARI LAHIR TNI AL

11 Sep 2009
LANTAMAL V (11/9),- Lantamal V memperingati hari jadi TNI AL, Kamis (10/9) di lapangan Apel Mako Lantamal V, Surabaya, dengan inspektur upacara Komandan Lantamal V Brigjen TNI Marinir Halim A. Hermanto, SH yang diikuti seluruh personel.
Danlantamal V yang membacakan amanat Kasal mengatakan, upacara peringatan hari lahir TNI Angkatan Laut menjadi istimewa karena 10 September merupakan salah satu hari besar TNI Angkatan Laut yang dilaksankan setiap tahun.
Sejarah berdirinya Angkatan Laut dimulai sejak dibubarkannya Peta dan Heiho di seluruh Indonesia pada 22 Agustus 1945. Dalam sidang Panitia Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Kemudian pada 10 September 1945 berdiri Badan Keamanan Rakyat bagian Laut (BKR Laut) yang diprakarsai bekas anggota Koninklijke Marine, guru dan murid Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) serta sekolah Pelayaran Rendah (SPD). Termasuk dalam pemrakarsa itu adalah pegawai Jawa Unko Kaisha Kaigun Heiho dan pemuda pecinta laut lainnya.
Berdirinya lembaga ini disahkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dengan penetapan Laksamana III M Pardi sebagai pemimpin BKR Laut Pusat. Sejak itu, 10 September 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Angkatan Laut RI.
Tradisi peringatan Hari Lahir TNI AL pada dasarnya memiliki tiga makna penting yaitu makna keimanan dan ketaqwaan, historis serta evaluatif.
Dikatakan, makna keimanan dan ketaqwaan adalah suatu ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala petunjuk, tuntunan dan perlindungan-Nya, sampai TNI AL berusia 64 tahun.
Makna historis adalah sebagai upaya pelstarian sejarah karena sejak awal kelahiran sampai dengan saat ini TNI AL telah mampu mengembangkan tugas-tugas negara sesuai amat undang-undang, khususnya dalam menjaga keutuhan NKRI.
Makna evaluatif diartikan sebagai momentum instrospeksi dan evaluasi tentang kekurangan dan kelebihan dalam pelaksnaan tugas pada masa lalu, guna dievaluasi dan dikoreksi untuk disempurnakan sehingga tugas-tugas mendatang dapat dilaksanakan secara optimal.
Selama masa pengabdiannya, TNI AL telah tumbuh menjadi salah satu komponen utama pertahanan negara, terutama dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah yurisdiksi nasional. Kekuatan itu menciptakan kondisi, sehingga bangsa Indonesia dapat mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Keberhasilan dalam memberikan jaminan keamanan, merupakan prasyarat bagi kelancaran dan kesinambungan pembangunan nasional.
Hal ini karena TNI AL tetap konsisten dalam mengimplementasikan nilai-nilai kejuangan sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, yang senantiasa menjunjung tinggi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Trisila TNI AL. Sumber www.tni.mil.id

KODIM BIREUEN DAN KODIM ACEH TIMUR JUGA UJI COBA BIOGAS

11 Sep 2009
KODAM IM (11/9),- Setelah pada akhir Agustus lalu Kodim 0102/Pidie melakukan uji coba penggunaan biogas, Selasa (8/9) lalu Kodim 0111/Bireuen juga melakukan hal yang sama. Kali ini uji coba dilaksanakan di Desa Cot Trieng, Kecamatan Kuala, Bireuen.
Kegiatan itu dilakukan dalam rangka memanfaatkan kotoran sapi menjadi energi alternatif. Pasalnya, kebutuhan akan energi saat ini makin mahal, sehingga Kodim 0111/Bireuen berinisiatif untuk mengembangkan biogas tersebut.
Dandim 0111/Bireuen, Letkol Inf R. Suharto mengatakan, pihaknya tertarik melakukan uji coba pemanfaatan kotoran lembu menjadi biogas, karena saat ini kebutuhan akan energi makin mahal.
“Dengan adanya uji coba sepeti ini, kita harapkan ke depan masyarakat akan dapat memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan keluarga,” kata Dandim.
Keesokan harinya, Rabu (9/9) Kodim 0104/Aceh Timur juga melaksanakan uji coba biogas di Desa Lubuk Sidup, Kecamatan Sekrak, Aceh Tamiang.
Sama seperti rekannya Dandim 0102/Pidie dan Dandim 0111/Bireuen, Dandim Aceh Timur Letkol Kav Bambang Sugoharto juga mengatakan, pengaktifan biogas ini merupakan bagian dari upaya pengembangan energi alternatif skala rumah tangga.
Dikatakan, biogas ini merupakan pengembangan energi berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Sosialisasi penggunaan biogas Kodim Aceh Timur, pada tahap awal dipusatkan untuk Kelompok Ternak Jaya, Desa Lubuk Sidup. Kegiatan ini juga sekaligus perwujudan program pemberdayaan masyarakat pedesaan dan sentral usaha peternakan.
Program biogas atau biomassa adalah implementasi program pemerintah yang dicanangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional.
Sebagai wujud untuk menurunkan peranan minyak bumi menjadi 20% serta untuk meningkatkan peranan baru dan terbarukan, termasuk di dalamnya biomassa.
“Bahan baku yang sangat mudah diperoleh dari kotoran ternak sapi atau kerbau. Proses mendaurnya untuk bisa menjadi gas dalam kurun waktu empat hingga tujuh hari akan terjadi pembusukan bakteri hingga mengeluarkan gas methan yang ditampung dalam tabung,” ujarnya.
Ia menjelaskan, gas yang telah ditampung tersebut akan disalurkan melalui selang ke tungku dapur atau kompor yang siap untuk dinyalakan.
Dengan program ini, setidaknya, para pengguna telah mendukung kelestarian lingkungan, baik pencemaran udara, kelestarian lingkungan, serta mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sumber www.tni.mil.id

DANLANUD SUPADIO RESMIKAN RADIO FM



11 Sep 2009
LANUD SUPADIO (11/9),- Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Yadi Indrayadi meresmikan beroperasinya Radio Komunitas Dirgantara “Supadio” FM dengan Frekuensi 107.1 MHZ di mess Amarta Lanud Supadio, Pontianak, Rabu (9/9).
Tujuan didirikannya Radio Komunitas ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan para pemuda/pemudi pada khususnya tentang masalah-masalah kedirgantaraan. “Mudah-mudahan dengan adanya radio ini masyarakat akan lebih mengenal akan keberadaan TNI AU umumnya dan Lanud Supadio khususnya, sehingga diharapkan para pemuda Kalbar berminat untuk bergabung dengan TNI AU,” harap Danlanud.
Disisi lain, dengan adanya siaran radio ini juga berguna untuk mencerdaskan masyarakat, karena materi dari siaran radio komunitas dirgantara “Supadio” berisikan juga tentang ilmu pengetahun dan teknologi serta siraman rohani.
Acara peresmian dihadiri oleh para pejabat Lanud Supadio, Batalyon 465 Paskhas, Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 19/D.I Lanud Supadio, serta personel PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandara Supadio. Sumber www.tni.mil.id

SESKOAL PERINGATI HARI LAHIR TNI ANGKATAN LAUT



11 Sep 2009
SESKOAL (11/9),- Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Ir.Soedjiwo, M.Sc, bertindak sebagai Irup pada upacara peringatan Hari TNI Angkatan Laut, yang dilaksanakan di lapangan apel Seskoal.
Pada kesempatan tersebut Danseskoal membacakan amanat Kepala staf TNI Angkatan Laut, yang mengatakan bahwa, pelaksanaan upacara peringatan Hari Lahir TNI Angkatan Laut ini menjadi istimewa karena tanggal 10 September menjadi salah satu hari besar TNI Angkatan Laut yang dilaksanakan setiap tahun. Rangkaian kegiatan upacara dilaksanakan secara sederhana, dan dilanjutkan kegiatan syukuran dengan mengundang para Purnawirawan TNI Angkatan Laut di daerah masing-masing. Perlu saya sampaikan sekilas sejarah cikal bakal berdirinya Angkatan Laut, bahwa sejak dibubarkannya Peta dan Heiho di seluruh indonesia, pada tanggal 22 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Kemudian pada 10 September 1945 pemerintah Indonesia saat itu yang belum genap berusia satu bulan, mendirikan Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut (BKR Laut) yang diprakarsai oleh bekas anggota KONINKLIJKE MARINE, guru dan murid Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan sekolah pelayaran rendah (SPR), pegawai dari JAWA UNKO KAISHA, KAIGUN HEIHO dan pemuda pecinta laut lainnya, yang disahkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Dan ditetapkan oleh Laksamana III M. Pardi sebagai pemimpin BKR Laut Pusat. Pembentukan BKR Pusat inilah yang akhirnya menggetarkan organisasi dan perkumpulan kemaritiman untuk membentuk BKR Laut di daerah-daerah. Oleh karena itu, untuk menghormati jasa para pendiri BKR Bagian Laut, maka pada tanggal 10 September 1945 ditetapkan sebagai hari lahirnya Angkatan Laut RI. Selanjutnya setiap tanggal tersebut kita peringati sebagai hari lahir TNI Angkatan Laut.
Lebih lanjut Kasal mengatakan, Dalam bulan Oktober 1945 keadaan dalam Negeri Indonesia mulai tidak aman, terutama di Kota Jakarta dan Surabaya, sehingga pemerintah mengeluarkan Maklumat Presiden nomor 2/X/1945, tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan dan akan berperang bila diserang. Selanjutnya setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari TNI. Selanjutnya berdasarkan Skep Menteri Pertahanan RI nomor D/MP/279/51 tanggal 29 Juni 1951, bahwa pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 1951 Presiden RI Ir. Soekarno meresmikan Institut Angkatan Laut (IAL) di Bumimoro Surabaya. Kemudian sejak tanggal 18 Desember 1956, Institut Angkatan Laut berganti mama menjadi Akademi TNI Angkatan Laut (AAL). Dengan dasar peresmian IAL tersebut, maka selanjutnya tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari ulang tahun AAL yang semula diperingati setiap tanggal 10 September.
Perkembangan sejarah berikutnya, dalam rangka memantapkan organisasi BKR Laut, maka dibentuk beberapa BKR Laut dl daerah-daerah, termasuk pula pembentukan Coprs Mariners yang merupakan hasil konsolidasi.
Tradisi peringatan hari lahir TNI Angkatan Laut pada dasarnya memiliki tiga makna penting yaitu, makna keimanan dan ketaqwaan, makna historis serta makna evaluatif. Makna keimanan dan ketaqwaan adalah suatu ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala petunjuk, tuntunan dan perlindungan-Nya, sampai hari ini TNI Angkatan Laut telah berusia 64 tahun.
Sedangkan makna historis, adalah sebagai upaya pelestarian sejarah karena sejak awal kelahiran sampai dengan saat ini TNI Angkatan Laut telah mampu mengemban tugas-tugas negara sesuai amanat undang-undang, khususnya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Makna evaluatif, diartikan sebagai momentum introspeksi dan evaluasi diri, tentang kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaan tugas pada masa lalu, guna dievaluasi dan dikoreksi untuk disempurnakan sehingga tugas-tugas mendatang dapat dilaksanakan secara optimal.
Selama masa pengabdiannya, TNI Angkatan Laut telah tumbuh menjadi salah satu komponen utama pertahanan negara yang sangat diandalkan, terutama dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah yurisdiksi nasional, sehingga bangsa indonesia, dapat mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya, untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Pada akhir amanatnya Kasal mengatakan, keberhasilan dalam memberikan jaminan keamanan ini, merupakan prasyarat bagi kelancaran dan kesinambungan pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan TNI Angkatan Laut tetap konsisten dalam mengimplementasikan nilai-nilai kejuangan sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, yang senantiasa menjunjung tinggi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Tri Sila TNI Angkatan Laut. Sumber www.tni.mil.id